Straik Pantai Slamaran Pekalongan – Pantai Slamaran Pekalongan adalah tujuan utama Saya dan Teman angler Bos Budi Cahyono dari Asross Fishing mania kali ini, Kekayaan laut yang dimiliki Pantai Slamaran Pekalongan memang luar biasa dan ini menjadikan salah satu spot idaman bagi para pemancing. Saya dan Teman angler mania mencoba peruntungannya menelusuri perairan Pantai Slamaran Laut Utara jawa ini.
Dengan modal nekat Kami bertiga , Saya, Bos Budi dan Pendekar 12 dari sukorejo Fishing mania berangkat menuju Pantai Slamaran. Pukul 00.00wib Kami sampai di jembatan muara slamaran dan berhenti disitu, ngopi dan melihat banyak sekali para pemancing yang sedang beraksi, ada lebih 40 angler yang berada di atas jembatan muara slamaran ini. Di warung kopi sebelah jembatanpun tersedia udang hidup untuk umpan, tidak menunggu lama kami langsung mencoba spot di muara slamaran ini.
Sampai pagi di muara Slamaran, karena kurang hoki kamipun boncos tak mendapatkan satupun buruan. Tepat pukul 05.00wib Kami sepakat untuk mencoba ke tanggul pemecah ombak di pantai slamaran ini. Umpan udang hidup kami beli lagi dan langsung menuju spot di laut slamaran. Baru 2 menit teman sebelah langsung straik ikan babon dengan berat lebih dari 8 kg berhasil landing tanpa halangan. Bos Budi optimis kalau kamipun bisa mendapatkan yang lebih besar.
Sampai pukul 09.00wib belum juga ada yang nyangkut di kail kami, Bos budi sudah kelaparan karena belum sarapan. Ahirnya pendekar 12 dari sukorejo fishing mania keluar arena spot mencari makanan. (tips buat angler dari luar kota pekalongan, kalau mau mancing di slamaran harus bawa makanan dan minuman yang cukup, supaya tidak kelaparan seperti Bos Budi asross, hahaha)
Setelah menyantap sarapan pagi, akhirnya satu buruan berhasil landing walaupun tidak seperti yang di inginkan. Pengalaman berburu kali kedua di slamaran ini sungguh luar biasa, Pendekar 12 disambar babon lebih dari 10 kali, tapi yang naik Cuma 2, perlu pengalaman yang matang untuk menaklukan penghuni laut slamaran ini, karena banyak bebatuan yang sewaktu waktu bisa memutus senar.
Matahari semakin di ubun ubun dan Mancing mania di Laut slamaran kami akhiri. Kami masih penasaran dan masih ingin menguji kamampuan untuk menaklukan ikan babon penghuni Pantai slamaran ini. Sampai jumpa dan Kami akan datang lagi ke Pantai Slamaran Pekalongan.
Sedikit Cerita Legenda Dan Kisah Mistis Pantai Slamaran Yang Berkembang Di Masyarakat Sekitar
Tak hanya Laut Selatan, masyarakat di Pesisir Pantura (Pantai Utara) Jawa Tengah juga punya kisah cerita tentang keberadaan sang Dewi Lanjar. Konon cerita Dewi Lanjar dahulunya bernama Dewi Rara Kuning (di beberapa daerah, selain disebut Dewi Lanjar, ia juga disebut sebagai Dewi Sekar Tunjung Sari, Eyang Wali Ireng, maupun Dewi Rantam Sari).
Dewi Lanjar telah menjadi janda di usia yang sangat muda karena suaminya meninggal beberapa waktu setelah pernikahan mereka. Itulah sebabnya Dewi Rara Kuning kemudian terkenal dengan sebutan Dewi Lanjar.
Dewi Lanjar kemudian memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya agar tidak terus-menerus dirundung duka.
Ketika penyusurannya tiba di Sungai Opak, Dewi Lanjar bertemu dengan Panembahan Senopati. Panembahan Senopati kemudian menyarankannya untuk bersemadi di Pantai Selatan, menghadap Kanjeng Ratu Kidul. Persemadian Dewi Lanjar mengantarkannya bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul. Kanjeng Ratu Kidul pun menerimanya sebagai muridnya.
Keputusan Dewi Lanjar untuk menetap di Pekalongan, dilatarbelakangi atas ketidakberhasilannya mencegah Raden Bahu yang tengah membuka hutan Gambiren (kini berada di sekitar jembatan Anim dan desa Sorogenen di Pekalongan, yakni tempat Raden Bahu membuat api).
Karena tidak berhasil menyelesaikan tugas itu lah, Dewi Lanjar memutuskan tidak kembali lagi ke Pantai Selatan tetapi memohon ijin kepada Raden Bahu supaya dapat menetap di Pekalongan. Itikadnya itu di setujui oleh Raden Bahu maupun oleh Kanjeng Ratu Kidul.
Dewi Lanjar akhirnya diperkenankan tinggal di Pantai Utara Jawa Tengah, terutama di Pekalongan. Konon cerita letak istana keraton Dewi Lanjar berada di pantai Pekalongan, di sebelah sungai Slamaran Pekalongan. Sampai hari ini menurut cerita yang berkembang banyak orang yang menginginkan kekayaan dengan jalan pintas dan mengunjungi Pantai Slamaran untuk memperoleh pesugihan dari ratu penguasa Pantai Utara ini.
Cerita atau mitos yang berkembang di kalangan masyarakat luas, Dewi Lanjar merupakan seorang wanita yang berwajah cantik dengan rambut hitam panjang tergerai. Dewi Lanjar dikenal sebagai dewi yang sangat welas asih dan selalu membantu orang-orang yang membutuhkan, terlebih kepada orang-orang yang taat pada ajaran agamanya. Konon Dewi lanjar kerap muncul di dalam keramaian dan menyamar seperti orang biasa.
Muncul pula kisah tentang orang-orang yang mengalami penyiksaan akibat menggunakan pesugihan Dewi Lanjar. Mereka yang disiksa, adalah mereka yang takabur, terbuai dengan kekayaan yang berlimpah, sehingga melupakan Allah dan memuja Dewi Lanjar secara berlebihan. Bahkan mereka yang mencari pesugihan ini kelak akan menjadi bahan pembuatan jembatan yang menghubungkan antara pusat kerajaan dengan aula penyiksaan dengan kondisi terikat dengan posisi saling berlawanan, sungguh mengerikan.
Benar atau tidaknya, semuanya adalah tetap gugon tuhon dan itu semua adalah cerita legenda di pesisir pantai utara. Tapi tidak ada salahnya, Anda sekali kali berkunjung ke Pantai Slamaran menikmati indah dan segarnya udara pantai ini, untuk merasakan eksotisme alam dan mistisme mitos yang berkembang di masyarakat sekitar.
Cerita Mitos Pantai Slamaran Pekalongan
Sedikit Cerita Legenda Dan Kisah Mistis Pantai Slamaran Yang Berkembang Di Masyarakat Sekitar
Tak hanya Laut Selatan, masyarakat di Pesisir Pantura (Pantai Utara) Jawa Tengah juga punya kisah cerita tentang keberadaan sang Dewi Lanjar. Konon cerita Dewi Lanjar dahulunya bernama Dewi Rara Kuning (di beberapa daerah, selain disebut Dewi Lanjar, ia juga disebut sebagai Dewi Sekar Tunjung Sari, Eyang Wali Ireng, maupun Dewi Rantam Sari).
Dewi Lanjar telah menjadi janda di usia yang sangat muda karena suaminya meninggal beberapa waktu setelah pernikahan mereka. Itulah sebabnya Dewi Rara Kuning kemudian terkenal dengan sebutan Dewi Lanjar.
Dewi Lanjar kemudian memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya agar tidak terus-menerus dirundung duka.
Ketika penyusurannya tiba di Sungai Opak, Dewi Lanjar bertemu dengan Panembahan Senopati. Panembahan Senopati kemudian menyarankannya untuk bersemadi di Pantai Selatan, menghadap Kanjeng Ratu Kidul. Persemadian Dewi Lanjar mengantarkannya bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul. Kanjeng Ratu Kidul pun menerimanya sebagai muridnya.
Keputusan Dewi Lanjar untuk menetap di Pekalongan, dilatarbelakangi atas ketidakberhasilannya mencegah Raden Bahu yang tengah membuka hutan Gambiren (kini berada di sekitar jembatan Anim dan desa Sorogenen di Pekalongan, yakni tempat Raden Bahu membuat api).
Karena tidak berhasil menyelesaikan tugas itu lah, Dewi Lanjar memutuskan tidak kembali lagi ke Pantai Selatan tetapi memohon ijin kepada Raden Bahu supaya dapat menetap di Pekalongan. Itikadnya itu di setujui oleh Raden Bahu maupun oleh Kanjeng Ratu Kidul.
Dewi Lanjar akhirnya diperkenankan tinggal di Pantai Utara Jawa Tengah, terutama di Pekalongan. Konon cerita letak istana keraton Dewi Lanjar berada di pantai Pekalongan, di sebelah sungai Slamaran Pekalongan. Sampai hari ini menurut cerita yang berkembang banyak orang yang menginginkan kekayaan dengan jalan pintas dan mengunjungi Pantai Slamaran untuk memperoleh pesugihan dari ratu penguasa Pantai Utara ini.
Cerita atau mitos yang berkembang di kalangan masyarakat luas, Dewi Lanjar merupakan seorang wanita yang berwajah cantik dengan rambut hitam panjang tergerai. Dewi Lanjar dikenal sebagai dewi yang sangat welas asih dan selalu membantu orang-orang yang membutuhkan, terlebih kepada orang-orang yang taat pada ajaran agamanya. Konon Dewi lanjar kerap muncul di dalam keramaian dan menyamar seperti orang biasa.
Muncul pula kisah tentang orang-orang yang mengalami penyiksaan akibat menggunakan pesugihan Dewi Lanjar. Mereka yang disiksa, adalah mereka yang takabur, terbuai dengan kekayaan yang berlimpah, sehingga melupakan Allah dan memuja Dewi Lanjar secara berlebihan. Bahkan mereka yang mencari pesugihan ini kelak akan menjadi bahan pembuatan jembatan yang menghubungkan antara pusat kerajaan dengan aula penyiksaan dengan kondisi terikat dengan posisi saling berlawanan, sungguh mengerikan.
Benar atau tidaknya, semuanya adalah tetap gugon tuhon dan itu semua adalah cerita legenda di pesisir pantai utara. Tapi tidak ada salahnya, Anda sekali kali berkunjung ke Pantai Slamaran menikmati indah dan segarnya udara pantai ini, untuk merasakan eksotisme alam dan mistisme mitos yang berkembang di masyarakat sekitar.
No comments:
Post a Comment