Semarang sebagai Ibu kota Provinsi Jawa Tengah memiliki banyak sekali tempat wisata bersejarah, dari gedung gedung tua, monumen dan museum. Kali ini saya akan ajak anda untuk melihat sekilas 4 wisata bersejarah di Kota Semarang. sebenarnya tidak hanya 4 tempat saja, tapi banyak sekali, seperti Kota lama, Masjid Layur semarang, Gedung Marba, Gereja Bleduk dan masih banyak lagi.
Berikut 4 Tempat Wisata Bersejarah Di Kota Semarang
1. Lawang Sewu
Lawang Sewu Semarang merupakan sebuah gedung tua bersejarah peninggalan Belanda. Gedung yang dulunya dijadikan pusat perusahaan kereta api oleh pemerintah Belanda kini menjadi salah satu wisata favorit di Semarang. Nama Lawang Sewu berasal dari bahasa jawa dengan kata “Lawang” yang berarti pintu dan “Sewu” yang berarti seribu, jadi secara istilah Lawang Sewu berarti Bangunan yang memiliki pintu sebanyak Seribu. Sebenarnya jumlah pintu nya tidak mencapai seribu (berdasarkan data yang ada jumlah pintu nya 342 buah), namun karena memang jumlahnya sangat banyak maka masyarakat setempat menyebutnya pintu seribu.
Apabila di telaah lagi, pintu pintu tersebut bukanlah murni pintu, melainkan jendela. Karena bentuk jendela itu sangat lebar, maka banyak orang yang berasumsi itu adalah pintu. Tempat wisata ini hampir selalu menjadi salah satu destinasi wajib bagi wisatawan yang berkunjung ke Semarang. Bangunan tua yang unik dengan desain khas Belanda, menjadikan bangunan itu sangat bagus untuk background fotografi. Tidak heran jika tempat ini sering dijadikan tempat pre-wedding oleh orang yang hendak ke pelaminan.
Sejarah Lawang Sewu Semarang
Sejarah Per kereta Api an di Indonesia tidak pernah terlepas dari sejarah Lawang Sewu Semarang. Lawang sewu pertama kali dibangun pada tahun 1904 dan gedung ini dulunya merupakan kantor Perusahaan Kereta Api milik Belanda (NIS), yang pada masa itu jalur yang dibangun menghubungkan Solo dan Yogyakarta. Pembangunan gedung ini memakan waktu yang cukup lama, yaitu mulai dari tahun 1904 hingga 1907.
Pembangunan Lawang Sewu Semarang ini melibatkan dua orang arsitek asal Belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan Bj. Queendag. Pada awal pembangunan, gedung yang pertama kali dibuat adalah bangunan percetakan dan bangunan penjaga. Kemudian dilanjutkan perluasan sekitar pada tahun 1916 hingga 1918 dengan menambah jumlah bangunan dan ruangan. Gedung tua ini menjadi saksi pertempuran antara Angkatan Pemuda Kereta Api (AMKA) melawan penjajah Jepang. Pertempuran terjadi karena pemuda AMKA ingin mengambil alih kereta api. Setidaknya ada belasan pemuda gugur dalam pertempuran ini, dan dimakamkan tepat di halaman gedung. Namun kini jenazah para pemuda tersebut sudah dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan.
Setelah mengalami pemugaran , maka Peresmian / Pembukaan untuk wisata pun di buka untuk umum. Pada tanggal 5 Juli 2011, Lawang Sewu resmi di sahkan untuk tempat wisata oleh Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono yang pada waktu itu SBY masih menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Lokasi Lawang Sewu #Lokasi Lawang Sewu berada di sebelah timur Tugu Muda Semarang, tepatnya di pertemuan antara Jl. Pandanaran dan Jl. Pemuda.
Rute untuk menuju lokasi nya sangat mudah, anda dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Anda dapat menuju Simpang Lima, dan anda akan melewati Gedung ini.
Harga Tiket Masuk Lawang Sewu Semarang
Harga tiket masuk ke Gedung Lawang Sewu
Dewasa : Rp. 10.000
Anak anak/Pelajar : Rp. 5.000
Masuk ke Ruang Bawah Tanah : Biaya tambahan lagi sebesarRp. 30.000
Jam Buka Lawang Sewu Semarang
Wisata ini buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 21.00 malam.
2. Tugu Muda
Tugu Muda Semarang terletak di tengah persimpangan Jalan Pandanaran, Jalan Mgr Sugiopranoto, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda dan Jalan Dr. Sutomo. Sebelah Utara Tugu Muda ini terdapat Gedung Pandanaran di sebelah Timur terdapat Lawang Sewu, di sisi selatan berhadapan dengan Museum Mandala Bhakti, serta di sebelah barat Tugu Muda terdapat Wisma Perdamaian.
Tugu Muda merupakan sebuah monumen bersejarah kota Semarang yang dibangun untuk mengenang Pertempuran Lima Hari di Semarang melawan penjajah Jepang. Tugu Muda ini menggambarkan tentang semangat berjuang dan patriotisme warga semarang, khususnya para Remaja yang gigih, rela berkorban dengan semangat yang tinggi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia pada Umumnya dan mempertahankan kota Semarang pada khususnya. Kini Tugu Muda dijadikan sebuah tempat berkumpul oleh kawula muda Semarang untuk berkumpul, bercanda, photo-photo pada malam hari, terutama Malam Minggu di area Tugu Muda Semarang sangat ramai.
3. Museum Ronggowarsito
Terletak di Jl. Abdulrachman Saleh, museum ini merupakan bangunan dua lantai yang menyimpan koleksi kerajinan dan seni Jawa, foto dokumenter, keris, lukisan, dan warisan budaya Jawa lainnya. Nama Museum Ronggowarsito Semarang berasal dari nama pujangga Jawa yang hidup pada abad 19, yang juga merupakan ahli nujum Keraton Kasunanan Surakarta. Karyanya yang dikenal luas serta banyak dikutip adalah Serat Kalatidha yang secara harafiah berarti buku atau catatan tentang masa yang penuh ketidakpastian atau yang absurd.
Museum Ronggowarsito Semarang dilengkapi auditorium, perpustakaan, laboratorium, gudang dan taman. Di museum ini ada empat gedung utama, masing-masing dua lantai. Di delapan ruang gedung yang luasnya masing-masing 400 m2 itu terdapat sekitar 40.000 koleksi, dari mulai jaman prasejarah hingga jaman setelah proklamasi kemerdekaan. Museum Ronggowarsito Semarang dibangun di tanah seluas 2 hektar. Mulai dirintis sejak 1975, namun museum ini baru diresmikan pada 5 Juli 1989.
4. Kuil Sam Poo Kong
Kuil Sam Poo Kong atau Gedong Batu adalah sebuah kuil Tionghoa yang terletak di daerah Simongan, Semarang, Indonesia. Tempat ini konon dulunya adalah tempat persinggahan Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah asal Tiongkok yang beragama Islam.
Klenteng Sam Poo Kong terkenal hingga ke mancanegara, bahkan kabarnya merupakan tempat yang telah ditetapkan oleh pemerintah Tiongkok sebagai tujuan wisata bagi pelancong asal Tiongkok. Uniknya tujuan wisata ini kebanyakan oleh warga muslim Tiongkok dan/atau bernuansa budaya Islam, bukan nuansa budaya Tiongkok yang lekat dengan dupa dan lilin. Hal ini disebabkan warga muslim Tiongkok dari provinsi Yunnan sangat akrab dan mengenal baik serta menyakini bahwa Laksamana Cheng Ho sebagai panglima perang utusan Tiongkok keturunan Persia memiliki latar belakang Islam.
Bangunan inti dari klenteng ini adalah sebuah gua batu dan merupakan tempat utama dari lokasi ini. Gua batu ini dipercaya sebagai tempat awal mendarat dan markas Laksamana Cheng Ho beserta anak buahnya saat berkunjung ke Pulau Jawa. Di dalamnya terdapat patung yang dipercaya sabagai patung Sam Poo Tay Djien atau Laksamana Cheng Ho. Di lokasi ini juga bisa dijumpai altar dan makam orang-orang kepercayaan Laksamana Cheng Ho saat di Jawa, yang sering pula dikunjungi pengunjung untuk berziarah.
Pemberian nama bangunan/gedung tersebut cukup unik mengingat pemberian nama didasarkan pada benda yang berasal dari kapal tersebut. Sebagai contoh, Mbah Kiai Cundrik Bumi merupakan tempat segala jenis persenjataan yang digunakan untuk mempersenjatai awak kapal. Kiai/Nyai Tumpeng berkaitan dengan urusan makanan di kapal dan Kiai Djangkar tempat meletakkan jangkar kapal. Sedangkan Mbah Djurumudi diduga/dipercaya sebagai makam dari jurumudi kapal. Dalam bangunan tersebut dihiasai dengan berbagai lukisan dan patung-patung yang menggambarkan perjalanan Cheng Ho sampai ke Jawa termasuk pula di permukaan dua pilar bangunan utama.
Itulah 4 Tempat wisata bersejarah di kota Semarang yang bisa menjadi refrensi jika Anda berkunjung ke Semarang, dan tentunya masih banyak lagi tempat wisata bersejarah yang ada di Kota Semarang.
Itulah 4 Tempat wisata bersejarah di kota Semarang yang bisa menjadi refrensi jika Anda berkunjung ke Semarang, dan tentunya masih banyak lagi tempat wisata bersejarah yang ada di Kota Semarang.