April 4, 2017

Koteka | Papua Indonesia

Koteka adalah pakaian untuk menutupi alat kelamin pria dalam beberapa budaya asli Pulau Papua. Koteka labu air kulit, Lagenaria siceraria. Isi tua dan labu biji dan kulit kering. Secara harfiah, kata ini berarti "pakaian", berasal dari bahasa salah satu suku di Paniai. Beberapa suku gunung untuk memanggil holim atau Horim Jayawijaya.

koteka papua
Ukuran dan bentuk koteka tidak ada hubungannya dengan status pemakainya. Ukuran biasanya berkaitan dengan aktivitas pengguna, hendak bekerja atau ritual. Banyak dari suku-suku di sana dapat dikenali dari cara mereka menggunakan koteka. Singkat Koteka digunakan saat bekerja, dan panjang ornamen yang digunakan dalam upacara adat.
Namun, setiap suku bangsa memiliki bentuk koteka yang berbeda. Yali laki-laki, misalnya, menyukai labu bentuk panjang. Sementara orang-orang biasanya memakai Tiom dua labu.
Seiring waktu, kurang populer memakai koteka sehari-hari. Koteka dilarang dikenakan di kendaraan umum dan sekolah-sekolah. koteka hanya untuk dijual sebagai souvenir.
Di daerah pegunungan, seperti Wamena, masih koteka digunakan. Untuk mengambil gambar dengan pemakainya, wisatawan harus merogoh kantong beberapa lembar. Di daerah pesisir, orang lebih sulit untuk menemukan mereka


Kata Koteka berasal dari salah satu suku di Paniai, artinya pakaian. Di Wamena koteka disebut holim. Ada berbagai jenis koteka ukuran, tergantung pada ukuran kondisi fisik pengguna. Namun, besarnya koteka   hanya aksesoris bagi pemakainya. Tubuh berotot untuk pria adalah impian seorang wanita berkoteka suku-suku Pegunungan Tengah seperti Dani. Agar penampilan seorang pria lebih kuat dan berwibawa, kulit luar seluruh termasuk minyak rambut babi gemuk agar terlihat mengkilap dan licin hitam saat matahari-dipanggang

Tidak ada literatur yang menyebutkan, sejak kapan suku-suku asli Papua mengenakan koteka. Sejak petualangan Eropa datang ke daerah, orang-orang dari suku-suku di Dataran Tinggi Tengah (Jayawijaya, Puncak Jaya, Paniai, Nabire, Tolikara, Yahokimo, dan Pegunungan Bintang) sudah mengenakan koteka. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Papua Dominggus Rumbewas, membuat keterampilan yang diperoleh koteka turun-temurun untuk laki-laki. Seorang pria ketika  usia 5-13 tahun harus memakai koteka sebagai pakaian pria. Pria yang menutupi penis dengan kulit labu sering disebut "koteka manusia", atau kadang-kadang disebut koteka masyarakat.

wonderful Indonesia

Curug Sewu

Taman wisata air terjun Curugsewu adalah taman wisata dengan fasilitas terlengkap di wilayah kecamatan Patean kabupaten Kendal. Curug...